Metodologi perkembangan bahasa anak, bahasa anak dapat
dikembang dengan metode bercerita ,karena kegiatan bercerita mempunyai tujuan
pengembangan terhadap kemampuan berbahasa anak. Dalam kemampuan tersebut
meliputi aspek mengungkapkan ide dari hal hal yang diperolehnya melalui
bercerita. Hal ini disebabkan karena salah satu dasar kemampuan berbahasa yang
dipergunakan. Dalam bahas anak dilatih untuk berpikir secara rasional tentang
letak komponen bahasa misalnya subjek,prediket,objek dan ketrangan sehingga anak
mampu mendudukkan proporsi logika berbahasa dengan baik melalui pembiasaan
mendengarkan cerita dan kemudian mengungkapkannnya kembali. Oeleh karena itu
usai penyampaian cerita kepada anak dalam kegiatan kegiatan bercerita
dilakukan,maka guru tidak lantas mengagnggap bahwa tugasanya selesai,justru
penyampaina cerita merupakan pemberian stimulus bagi anak, peristiwa yang lebih
penting adalah bagaimana anak belajar melalui pemberian stimulus tersebut.
Dalam konteks pembelajaran peristiwa tersebut dikenal dengan
umpan balik/ (feed back). Umpan balik adalah segala sesuatu yang menggambarkan
perilaku masukan yang diperoleh melalui proses yang telah dilaluinya. Dalam
kegiatan bercerita umpan balik akan memberikan gambaran tentang segala sesuatu
yang telah diterima/direspon oleh anak setelah mendengarkannya.
Memancing perubahan (respon) yang telah di alami oleh ank
dapat dilakukan dengan meminta anak untuk bercerita ulang. Meskipun tidak utuh
sebagaiman yang disampaikan oleh guru,anak dapat diminta untuk mengungkapkan
kembali cerita yng dipahaminya,tentu dengan rangsangan rangsangan yang
diberikan oleh guru. Guru tidak mungkin melepas begitu saja dengan memrintahkan
anak untuk bercerita ulang, hal ini disebabkan keterbatasan ketrebatasan cara
pengungkapan dan memori yang dimiliki oleh anak relatif terbatas.
Untuk mengembangkan bahasa anak ,dapat di lakukan dengan
bercerita ulang dengan beberapa cara sebagai berikut :
1.
Melalui ungkapan ungkapan spontan. Kegiatan
bercerita tentunya disusun dalam beberapa bagian,hal ini dimaksudkan sebagai
terminal terminal pencapaian tujuan, pada saat penceritaan memasuki akhir dari
tiap tiap sequence itulah anak perlu dipancing dengan pemberian stimulus
melalui ungkapan ungkapan spontan yang bisa diberikan.
contoh dalam cerita :
contoh dalam cerita :
“ Akhirnya induk ayam berlari pulang
setelah ia mendapatkan makanan untuk anaknya, sambil berlari lari ia mengepak
ngepakkan sayapnya. Mendengar kepak sayap induknya dari kejauhan,anak anak ayam
menyambut gembira sambil berteriak ............ (guru bertanya pada murid :
bagaimana mereka berteriak kalau senang ) (murid menjawab : horeeeeeeeeee) hal
tersebut dapat memberikan umpan balik kepada guru bahwa anak mengenal ciri ciri
mengungkpkan kegembiraan melalui kata kata, anak merasakan empati anak ayam dan
sbaginya.
Melalui ungkapan ungkapan spontan
sebenarnya guru juag mendapatkan hal yang positif yaitu upaya mengikat
perhatian anak tetap pada penceritaan melalui pengaktifan keterlibatan anak
dalam cerita.
2.
Melalui penjelasan lisan. Penjelasan lisan ini
dilakukan dengan model penuturan sesuai dengan apa yang ada dalam fikiran dan
perasaan anak setelah mendengarkan cerita. Seorang anak yang aktif dalam
mendengarkan tentu akan dapat melakukan penuturan kembali. Aktif mendengarkan
maksud nya adalah anak memahami,mengikuti dan memaknai secara menyeluruh
rentetan peristiwa,pergulatan tokoh dn sebagainya yang ada dalam cerita. Anak
yang aktif mendengarkan tsb akan melakukan pemahaman pemahaman dan organisasi
struktur berfikirnya sesuai dengan kemampuan dan persepsi yang dikembangkannya.
Dengan demikian penjelasan kembali dengan lisan dapat dilakukan apabila anaka
dapat memaknai cerita yang disengarnya sesuai dengan kemampuan dan persepsi
yang dikembangkannya. Untuk membantu anak melakukan hal tersebut guru perlu
memberikan bantuan bagi anak mengingat,menganalogi dan mempersepsi jalan cerita
sesuai dengan dunia anak.
3.
Melalui peragaan.dapat pula bercerita ulang
digunakan dengan menggunakan bahasa non verbal berupa peragaan. Sebab kemampuan
anak dalam mempersepsi pesan bisa beragam. Anak yang mempunyai kecenderungan
tipe visual akan lebih mudah menangkap,mengolah dan memgkomunikasikan kembali
pesan yang diterima secara visual pula. Peragaan
juga membantu anak dalam menghayati peran dan mengembangkan interprestasi
melalui imajinasi yang dituangkan dalam gerak. Mislanya : dalam sebuah cerita
yang menggambarkan kerja keras kerbau dalam membantu pak tani membajak sawah.
Dapat diperagakan dengan bagaimana beratnya beban yang dipikul kerbau dalam
membajak sawah. Peragaan dapat berupa pemberian beban yang sesuai dengan
kemampuan anak. Hal tersebut akan meningkatkan rasa empati anak terhadap
cerita. Stimulus yang diberikan guru dapat berbunyi : “ coba peragakan
bagaimana kerbau merasa menarik beban yang berat dalam menjalankan tugasnya
membajak sawah. “ kemudahan peragaan dalam menyampaikan pesan terjadi jika pada
anak muncul kondisi yang sama sebagaimana di alami dalam penceritaan. Misalnya
dalam contoh cerita di atas,jika pada kesempatan lain anak merasa mendapat
beban maka analogi penceritaan kerbau dalam memikul bebannya akan menimbulkan
rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi bagi anak.
4.
Melalui simulasi / bermain peran . simulasi
merupakan alat atau kondisi yang diciptakan sedemikian rupa mendekati situasi
sebenarnya, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang sesuai dengan keadaan
sesungguhnya. Pendekatan ini digunakan untuk memberikan umpan balik bagi anak
setelah mendengarkan cerita.
contoh :
contoh :
“ setelah mendengarkan cerita
tentang tugas bapak polisi sebagai pengatur lalu lintas,anak dapat
disimulasikan dengan keadaan sebenarnya melalui permaianan yang dapat dilakukan
sesama teman. Anak dapat dibentuk dalam kelompok yang masing masing mendapat
tugas sebagaimana diungkapkan di dalam cerita yang telah diterimaanya,ada anak
yang bertugas sebagai pemakai jalan,pemakai kendaraan bermotor (seolah olah
menggunakan kendaraan bermotor), pak polisi dsb.
Melalui
simulasi anak akan mendapatkan pengalaman langsung meskipun sebatas peragaan
antar teaman terhadap iformasi verbal yang telah diperolehnya melalui cerita.
Simulasi juga akan meningkatkan pemahaman langsung,karena anak melakukan
aktivitas secara langsung.
0 komentar:
Posting Komentar