Pengembangan Bahasa A.U.D

Pengembangan Bahasa A.U.D



1. Media : wayang
2. Metode : 
  • Bercerita dengan wayang
  • Tanya jawab
3. Penjelasan dalam menggunakan media dan metode mengajarkan pada anak :


Pada stimulasi yang dilakukan pada anak ,Sebelum memulai suatu pembelajaran guru mengucapkan salam kepada anak anak dan tanya jawab dengan anak kemudian guru mengajak anak untuk membaca doa dan meminta salah satu dari anak tersebut untuk memimpin doa sebelum belajar . setelah membaca doa guru membuat kesepakatan dengan anak untuk mendengarkan cerita yang akan di bacakan oleh guru . setelah membuat kesepakatan dengan anak guru bisa memulai suatu pembelajaran dengan metode bercerita dengan wayang ,dan guru dapat merancang bentuk wayang sesuai dengan cerita yang akan disampaikan kepada anak dan mudah untuk dipahami oleh anak .

Dalam menggunakan metode bercerita dengan wayang , guru hendaknya menggunakan papan wayang atau bisa juga dengan papan polos dimana disana guru sebagai dalangnya .

Selanjutnya guru bercerita dengan wayang tersebut sesuai dengan cerita yang telah di buat oleh guru yang mudah dipahami oleh anak , misalnya cerita wayang dimana disini bisa kita kaitkan dengan tema pembelajaran anak di TK yaitu dengan tema BINATANG dan disini bisa kita ambil cerita “Belalang dan Semut” .


Semut dan Belalang


" Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.
"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"
"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.
"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain "
setelah bercerita guru dapat menggunakan metode tanya jawab dengan anak dengan tujuan mengembangkan perkembangan bahasa pada anak , guru dapat meminta anak untuk menjawab pertanyaan dari guru misalnya:


“ dari cerita yang ibu sampaikan siapa yang tau sifat siapa yang baik untuk kita contoh” lalu anak anak yang telah memahami cerita yang telah disampaikan kepada anak tersebut dapat menjawab pertanyaan tersebut , kemudian untuk mengembangkan bahasa anak guru juga dapat meminta anak untuk mengulang kembali cerita yang telah disampaikan guru. Dan guru dalam bercerita dengan menggunakan wayang juga bisa menggunakan keterampilan inferring (menyimpulkan). Setelah bercerita kita minta anak anak untuk menyimpulkan atau mengungkapkan apa yang mereka dapatkan dari cerita tersebut atau apa inti dari cerita tersebut kemudian setelah anak menyimpulkan cerita tersebut guru dapat menyimpulkan kembali isi atau pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut .


Analisis Kebutuhan Kerjasama Orangtua dan Guru di Lembaga PAUD



A.Perencanaan
Menurut pengertiannya, perencanaan merupakan suatu strategi untuk mencapai suatu sasaran yang hendak dicapai. Karena itu perencanaan harus dibuat diawal suatu kegiatan tanpa menutup kemungkinanan untuk mengadakan perbaikan atau penyempurnaan ketika kegiatan itu dilaksanakan.
Pihak sekolah harus dapat merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun, dengan peserta didiknya yang melibatkan peranan orangtua dan kolaborasi orangtua dan guru.
Guru dan orangtua siswa adalah dua aspek yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya adalah mitra sejajar yang berperan sangat penting dalam pendidikan seorang anak. Sekolah tidak mampu berjalan sendirian, orangtua pun tidak bisa berjalan sendiri melaksanakan pendidikan untuk anak-anaknya. Disinilah kemitraan itu dibangun, yang berupa kolaborasi dan komunikasi yang efektif.

Metodologi Perkembangan Bahasa Anak


Metodologi perkembangan bahasa anak, bahasa anak dapat dikembang dengan metode bercerita ,karena kegiatan bercerita mempunyai tujuan pengembangan terhadap kemampuan berbahasa anak. Dalam kemampuan tersebut meliputi aspek mengungkapkan ide dari hal hal yang diperolehnya melalui bercerita. Hal ini disebabkan karena salah satu dasar kemampuan berbahasa yang dipergunakan. Dalam bahas anak dilatih untuk berpikir secara rasional tentang letak komponen bahasa misalnya subjek,prediket,objek dan ketrangan sehingga anak mampu mendudukkan proporsi logika berbahasa dengan baik melalui pembiasaan mendengarkan cerita dan kemudian mengungkapkannnya kembali. Oeleh karena itu usai penyampaian cerita kepada anak dalam kegiatan kegiatan bercerita dilakukan,maka guru tidak lantas mengagnggap bahwa tugasanya selesai,justru penyampaina cerita merupakan pemberian stimulus bagi anak, peristiwa yang lebih penting adalah bagaimana anak belajar melalui pemberian stimulus tersebut.
Dalam konteks pembelajaran peristiwa tersebut dikenal dengan umpan balik/ (feed back). Umpan balik adalah segala sesuatu yang menggambarkan perilaku masukan yang diperoleh melalui proses yang telah dilaluinya. Dalam kegiatan bercerita umpan balik akan memberikan gambaran tentang segala sesuatu yang telah diterima/direspon oleh anak setelah mendengarkannya.
Memancing perubahan (respon) yang telah di alami oleh ank dapat dilakukan dengan meminta anak untuk bercerita ulang. Meskipun tidak utuh sebagaiman yang disampaikan oleh guru,anak dapat diminta untuk mengungkapkan kembali cerita yng dipahaminya,tentu dengan rangsangan rangsangan yang diberikan oleh guru. Guru tidak mungkin melepas begitu saja dengan memrintahkan anak untuk bercerita ulang, hal ini disebabkan keterbatasan ketrebatasan cara pengungkapan dan memori yang dimiliki oleh anak relatif terbatas.


Bermain Plastisin


keterampilan dari platisin 

kita sebagai calon pendidik di pendidikan anak usia dini, kita dituntuk untuk lebih kreatif dalam membuat sebuah media pembelajaran . Dan disini saya akan berbagi keterampilan bermain plastisin yang saya dapatkan pada saat ini saat saya mengikuti perkuliahan pada tingkat semester 3. Di semester ini saya di bekali oleh dosen saya dalam mata kuliah keterampilan , dimana disini salah satunya adalah dengan menggunakan lilin plastisin . 
lilin plastisin ini adalah sebuah lilin mainan yang dapat digunakan oleh anak,namun kita sebagai orang tua ataupun pendidik harus selalu membimbing anak atau mengawasi anak dalam bermain lilin plastisin ini,jangan sampai anak memasukkan lilin ini ke mulutnya , kita sebagai calon pendidik ataupun orang tua harus berhati hati dalam memberikan mainan dari plastisin ini kepada anak. 

Dari lilin plastisin ini anak dapat berekspolari dan berimajinasi dalam memainkan sebuah lilin mainan ini . 
pada permainan lilin platisin banyak aspek perkembangan anak yang dapat kita kembangkan seperti aspek seni , disini anak mampu berimajinasi dengan apa yang ingin dia ciptakan,kemudian anak mampu untuk menentukan warna warna yang akan membuat hasil karyanya menjadi lebih menarik, dan anak dapat bereksperimen dengan menggabungkan berbagai macam warna yang dia inginkan ,selanjutnya dalam melakukan kegiatan membuat hasil karyanya motorik halus anak juga berkembang dalam membentuk sebuah gambar yang dia harapkan , dan anak mampu berpikir lebih lagi untuk membuat hasil karya nya menjadi lebih menarik.